Selasa, 08 Mei 2018

Aku Dan Keluarga (A2)

Hai semua, kali ini saya akan membagikan artikel yang berbeda, yaitu artikel tentang diri saya sendiri. Silahkan menyimak ya :)

Baturaja, 11 April 1992 saya dilahirkan pada pukul 05.00 WIB. Saya dilahirkan di Rumah Sakit Umum Baturaja, alhamdulillah dengan kondisi badan yang sehat dan tanpa cacat sedikitpun. Afriyandi adalah nama yang diberikan oleh kedua orang tua saya. Ayah memanggil saya afri dan Ibu memanggilku andi. Sama dengan Ibu, teman-teman dan keluarga juga memanggil saya andi. Dan khusus untuk gadis-gadis panggil saya "oppa" ya :D.

Muhammadmad Mansyur, nama itu cukup dikenal di Desa Pulau Negara bahkan di Kecamatan Buay Pemuka Peliung banyak yang mengenalnya, dan mereka sering memanggilnya "guru mansyur". Dialah pemimpin di keluarga besar kami, tepatnya beliau merupakan ayah saya. Sosok ayah yang sangat tegas, berwibawa dan pekerja keras.
Muhammad Mansyur

Ibu saya bernama mariah, Ibu bukanlah orang Desa Pulau Negara, Ibu dilahirkan dan dibesarkan di Desa Pusar Baturaja. Ibu merupakan istri ke2 Ayah dimana Istrinya yang pertama telah meninggal, Ayah menikahi Ibu setelah kepergian Istri pertamanya. Saya memiliki 6 saudara, 5 dari Ibu terdahulu dan 1 dari Ibu kandung saya. Bagi saya Ibu adalah sosok wanita yang sangat tangguh menghadapi kerasnya kehidupan ini. Terkadang saya merasa kasihan melihat Ibu dimarahi Ayah karena kesalahan yang kecil, tapi saya tidak bisa menolong dan membela Ibu.
Mariah


Kami tinggal di desa Pulau Negara RTIII RWIII, suku di desa ini adalah Suku Komering dan tentu saja kami menggunakan bahasa komering untuk berkomunikasi. Adat istiadat masih terjaga disini, peninggalan turun temurun dari nenek moyang.
Saya nyaman tinggal disini, karena lingkungan sekitar orangnya baik dan ramah.
Sesekali ayah ibu dan saya pergi ke tempat nenek (kakek) dan kajut (nenek) di desa pusar baturaja. Adat istiadat di desa pusar berbeda dengan desa pulau negara, di pusar bahasa yang digunakan adalah bahasa ogan dan sukunya juga suku ogan. Kendala jarak yang cukup jauh sehingga kami jarang main kesana, ditambah sulitnya mencari kendaraan yang akan menuju kesana.
Karena tumbuh besar di pulau negara, saya lebih pandai menggunakan bahasa komering daripada bahasa ogan dan logat bicara saya cukup kental dengan logat komering.


Masa kecil saya bisa dikatakan cukup, cukup bahagia dan cukup sedih juga. Bahagia karena saya bangga jadi anak seorang guru yang dikenal akan budi baiknya. Saya sangat manja dengan kedua orangtua saya, terutama dengan ibu. Apa yang saya inginkan selalu dipenuhi oleh mereka. Fasilitas bermain lebih banyak dibandingkan dengan teman-teman disekitar saya. Jika dilihat dari segi materi masa kecil saya terlihat mengasyikkan akan tetapi hati saya terkadang menangis sedih dikarenakan pergaulan dan tempat bermain saya dibatasi. Saya dilarang mandi di sungai, tidak boleh manjat pohon, memancing dan lain-lain. Saya merasa iri dengan teman-teman yang aktif bermain diluar sana sedangkan saya hanya bermain di lingkungan rumah saja. Memang permainan semacam itu dapat membahayakan saya, tapi dengan dilarangnya saya melakukan hal itu membuat saya tidak lincah dan aktif seperti teman-teman. Hal itulah terkadang saya sesalkan mengapa saya tidak diajarkan untuk mandiri sejak kecil sehingga saya dapat lebih siap menghadapi kerasnya kehidupan saat saya dewasa.




Tubuh saya kurus, bahkan bisa dikatakan sangat kurus dikarenakan sejak kecil (dibangku sekolah dasar) saya terkena penyakit maag yang cukup parah sehingga nafsu makan berkurang, apalagi ketika saya di kelas 6 SD saya sakit tipes membuat tubuh saya makin kurus. Dengan tubuh yang kurus tentu saja membuat fisik saya menjadi lemah. Tubuh saya mudah masuk angin dan terkadang maag saya juga kambuh, hal itu sangat menyiksa saya. Akan tetapi saya tetap bersyukur kepada Allah karena saya masih diberi kesempatan untuk hidup dan melihat keindahan dunia ini.

Walaupun saya dimanja, tetapi saya di didik dengan keras oleh ayah, beliau kerap memarahi saya dan tak segan untuk memukul jika saya tidak menuruti perkataan beliau seperti shalat, mengaji, belajar, tidak boleh nonton tv lama-lama, tidak boleh main diluar terlalu lama (bisa dikatakan saya tidak punya waktu dan kebebasan untuk bermain seperti teman-teman yang lain) dan di sekolah saya harus dapat ranking jika tidak dapat maka saya akan dimarahi habis-habisan olehnya, anda dapat membayangkan bagaimana sedihnya jika anda menjadi saya. Tentu saja maksud ayah baik mendidik saya seperti itu, akan tetapi saya rasa didikan keras itu tidak berhasil membuat saya jadi apa yang diinginkan ayah, didikan keras hanya membuat saya menjadi penakut disegala hal.

Seiring dengan berjalannya waktu saya tumbuh dewasa, tapi saya masih manja terutama dengan Ibu, saya tidak bisa pisah dengannya. Dibangku SMA saya masih tidur dengan kedua orang tua saya, IQ saya memang diatas teman-teman (hehehe agak sombong dikit nih :D) akan tetapi tubuh saya yang kurus tidak sekuat teman-teman yang bisa melakukan kegiatan yang keras. Dan hal itu membuat saya merasa tidak percaya diri dan merasa malu ditambah didikan keras ayah membuat saya jadi penakut. Saya orang yang sangat pemalu apalagi untuk tampil di depan umum, saya lebih memilih untuk diam daripada tampil dan berbicara didepan umum. Dan rasa malu dan tidak pede itu masih saya rasakan sampai saat ini tapi rasa itu sudah mulai berkurang dan saya mulai memberanikan diri untuk berbicara didepan umum.

Disisi lain, terkadang waktu saya berolahraga. Ada beberapa macam olahraga yang saya gemari dan cukup saya kuasai :D. Seperti catur, sepak bola/futsal, tenis meja dan badminton. Dari beberapa macam jenis olahraga tersebut yang paling saya gemari adalah catur dikarenakan sejak kecil saya belajar dan sering main catur dengan uwak saya. Sedangkan jenis olahraga yang lainnya tersebut saya mulai belajar dan menggemarinya pada saat saya SMP - SMA. Di kampung saya, keempat jenis olahraga tersebut yang sering saya dan teman-teman mainkan,



Kenangan terindah :')


Ayah saya berpulang kepada Allah pada 29 April 2013 pada pukul 07.30 WIB. Terlepas dari masalah didikan beliau yang keras dan sering memarahi saya, kami tetaplah bapak dan anak yang saling menyayangi, saya sangat menyayangi dan membanggakan beliau, begitu juga ayah yang teramat sayang kepada saya dan tidak jarang beliau memanjakan dan membelikan sesuatu yang saya inginkan. Saya sedih jika mengingat ayah, karena saya belum bisa menjadi anak yang baik dan yang seperti diinginkannya. "anakmu yang lemah ini akan berjuang untuk jadi orang yang sukses yah, aku pasti bisa ayah".

Saat ini usia saya 26 tahun, alhamdulilah ibu saya masih sehat dan saya do'akan semoga beliau sehat selalu dan panjang umur, saya harap saya bisa sukses dimasa ibu masih hidup. Cukuplah ayah yang telah berpulang ketika saya masih belum ada apa-apanya, ibuku jangan lekas kau ambil juga sebelum aku sukses Tuhan. Aaamiiin

Afriyandi


Itulah sekilas cerita tentang saya dan keluarga, sebenarnya masih banyak lagi yang belum saya ceritakan kepada teman-teman, mungkinlah lain waktu akan saya lanjutkan :)
Pesan saya ke teman-teman tetap semangat dan selalu bersyukur atas apa yang kita miliki, jangan menyerah, putus asa apalagi mengeluh karena itu tidak akan membuat keadaan kita jadi lebih baik.
Terimakasih atas kunjungannya dan sering-sering ya teman mampir diblog saya, insyaallah akan ada artikel yang menarik lainnya